Sunday 18 August 2013

Lagu Untukmu Part 1

Sunyi, sepi, senyap didalam hatiku, aku seorang pria sebut saja namaku Bayu, berumur 25 tahun yang belum pernah merasakan pacaran, entah itu karena kekuranganku sampai tidak mendapatkan pacar atau mungkin karena aku tidak pernah berusaha mencari seorang kekasih. Aku  seorang pengamen yang hanya memiliki ijazah SMP dan hidup bergantung kepada sebuah gitar, sehari-hari mengamen agar dapat membeli sesuap nasi. Wajahku lumayan tampan tapi tak terurus sehingga kelihatan berantakan, aku memiliki orangtua dan orang tuaku telah pergi sewaktu aku duduk dibangku sekolah menengah pertama, tak banyak yang mengenalku, dan tak sedikit orang menganggap aku seorang rendahan, aku bingung dengan negara ini, koruptor selalu terkenal, hidup enak, dan banyak yang puji, tapi aku yang memiliki pekerjaan yang jujur, bukan dipuji tapi dihina dan diusir. Aku tahu Tuhan maha adil, dan aku tahu Tuhan punya rencana buat aku, dan aku akan tetap berusaha dan tetap sabar dalam menghadapi cobaanNya. Aku tinggal di perumahan, bukan perumahan tempatnya orang kaya, bukan perumahan tempatnya orang sederhana, tapi perumahan tempatnya orang-orang seperti aku, rumahku adalah surgaku, walaupun rumah itu tampak hancur, tapi disinilah aku merasakan kedamaian yang jauh dari kemunafikan dan kesombongan.
Tepat pada tanggal 25 agustus 2013, matahari tersenyum senang, burung berkicau merdu, pepohonan menari indah melambaikan daunnya, nyanyian angin yang sejuk dihati, keindahan semua itu bertambah ketika seorang wanita berusia 20 tahun, rambut panjang, putih kulitnya, mata yang begitu indah, berdiri didepan terminal menunggu bus yang datang menjemput, aku yang melihat wanita itu menjadi tak berdaya, tak sadari gitar telah kugigit mungkin karena aku terpesona pada pandangan pertama kepada seorang wanita itu. Bus datang menghampiri, perlahan langkah kaki wanita itu melangkah menuju pintu masuk bis, wanita itu telah masuk di bis dan aku masih tetap saja menkhayal sambil melihat bis yang telah pergi. Seketika itu aku bergegas melanjutkan pekerjaanku yaitu mengamen, biasanya aku mengamen sendirian, tapi tidak untuk kali ini, kali ini aku ditemani oleh khayalan tentang wanita tersebut, petikan gitar dan alunan suaranya benar – benar berubah dari seperti biasanya, lagu yang aku bawakan kali ini penuh perasaan cinta membuat orang – orang yang mendengar nyanyianku  merasa nyaman, pulang kerumah khayalanku tentang wanita itu tetap saja setia menemaniku di sepanjang perjalanan menuju rumahku, suara jangkrik menyanyikan sebuah lagu tidur untuk penghantar tidurku. Selamat malam dan selamat tidur dalam hatiku berkata untuk pujaan hati.
Pagi telah tiba, Aku bersiap-siap keluar untuk mencari rezeki, sebelum mengamen aku pergi ke terminal tempat dimana aku melihat seseorang yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, detik demi detik, menit berganti jam, sudah 2 jam aku berdiri didekat terminal menunggu gadis itu dan sampai sekarang aku belum melihat wanita yang membuatku sampai tergila-gila. Hati menjadi resah, wajahku kini terlihat mendung, lemah tak berdaya, ini bukan karena aku belum sarapan, tetapi karena tidak melihat wanita pujaanku, dalam hati aku berdoa “Tuhan, Berikan aku petunjukmu, aku tau Engkau memberikan manusia sebuah cinta, jika dia jodohku, pertemukanlah dia denganku, jika bukan, pertemukanlah aku dengan jodohku agar aku dapat melupakannya dengan mudah” amin.Aku melanjutkan pekerjaan, mengamen di lampu merah , tak sedikit orang menatapku disaat bekerja dilampu merah, mungkin karena pakaianku yang berantakan, atau mungkin karena laguku yang penuh penghayatan. Sore telah berlalu kini tiba malam, dompet telah terisi, perut juga telah terisi dari hasil ngamen, tapi aku belum puas karena belum bertemu dengan gadis itu. Selamat malam dan selamat tidur, ku ucapkan untuk gadis pujaanku.
Bersambung...........................                                                                                                           Created :  Seno Tidur




Comments
0 Comments

0 komentar:

 

Copyright © Seno Blog's | Design by Husen Pharmacy | Seno Tidur | Seno Blogs