Pasti anda pernah mendengar adu mulut antara orang tua dan anak, dan seakan-akan dalam pikiran anda berpikir bahwa anak tersebut adalah anak yang durhaka, yang perlu ditanyakan apakah anak tersebut adalah anak yang durhaka ? sebenarnya tidak, yang membuat anak menjadi keras kepala adalah karena orang tua, orang tua memang melahirkan seorang anak, tapi seorang anak bukan hak milik orang tua seutuhnya karena anak adalah titipan sang maha kuasa itu. "kahlil gibran".
Menurut saya Ada beberapa faktor yang membuat anak anda menjadi keras kepala :
- Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak
- Ke egoisan orang tua (memasukkan anak ke sekolah yang bukan keinginannya misalnya)
- Melimpahkan kesalahan ke anak.
- Memarahi anak tanpa sebab yang jelas.
Itu hanya pemikiran saya, menurut anda mungkin orang tua selalu benar, bagaimana dengan ini :
- Aborsi
- Sering tampil di berita orang tua menyiksa anaknya
- karena faktor ekonomi orang tua menjual anaknya
- dll.
Jadi bagaimana cara kita mengatasi anak yang keras kepala ? jika ingin mengatasi anak yang keras kepala maka anda harus pengertian kepada anak anda. Bagi para orang tua sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Mulailah menganggap anak remaja sebagai teman dan akuilah ia sebagai orang yang berangkat dewasa. Seringkali orangtua tetap memperlakukan anak remaja mereka seperti anak kecil, meskipun mereka sudah berusaha menunjukkan bahwa keberadaan mereka sebagai calon orang dewasa.
- Hargai perbedaan pendapat dan ajaklah berdiskusi secara terbuka. Nasihat yang berbentuk teguran atau yang berkesan menggurui akan tidak seefektif forum diskusi terbuka. Tidak ada yang lebih dihargai oleh para remaja selain sosok orangtua bijak yang bisa dijadikan teman.
- Tetaplah tegas pada nilai yang anda anut walaupun anak remaja anda mungkin memiliki pendapat dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai anda menjadi jangkar yang kokoh dimana anak remaja anda bisa berpegang kembali setelah mereka lelah membedakan dan mempertanyakan alternatif nilai yang lain. Larangan yang kaku mungkin malah akan menyebabkan sikap pemberontakan dalam diri anak anda.
- Jangan malu atau takut berbagi masa remaja anda sendiri. Biarkan mereka mendengar dan belajar apa yang mendasari perkembangan diri anda dari pengalaman anda. Pada dasarnya tidak ada remaja yang ingin kehilangan orang tuanya.
- Mengertilah bahwa masa remaja untuk anak anda adalah masa yang sulit. Perubahan mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi anda tidak perlu panik jika anak remaja anda yang biasanya riang tiba-tiba bisa murung dan menangis lalu tak lama kemudian kembali riang tanpa sebab yang jelas.
- Jangan terkejut jika anak anda bereksperimen dengan banyak hal, misalnya mencat rambutnya menjadi biru atau ungu, memakai pakaian serba sobek, tau tiba-tiba ber bungee-jumping ria, selama hal-hal itu tidak membahayakan, mereka layak mencoba masuk kedalam dunia yang berbeda dengan dunia mereka saat ini. Berikanlah ruang pada mereka untuk mencoba berbagai peran yang cocok bagi masa depan mereka. Ada remaja yang menurut tanpa membantah keinginan orangtua mereka dalam menentukan peran mereka, misalnya kakek sudah dokter, ayah dokter, kelak iapun diharapkan dan disiapkan untuk menjadi dokter pula. Namun ada remaja yang memang tidak ingin masuk kedalam dunia yang sama dengan orangtua mereka. Dalam hali ini janganlah memaksakan anak mengikuti kehendak orangtua. Seperti kata kahlil gibran...Anak hanya titipan, ia milik masa depan dan kita milik masa lalu.
- Kenali teman-teman anak remaja anda. Bertemanlah dengan mereka jika itu kemungkinan. Namun waspadalah jika anak anda sangat tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia tidak/ kurang mempercayai anda atau ada yang disembunyikannya.